BRAZIL
by: Meily Sari - 20405241028
Letak dan Luas Administrasi
Official Name |
: Federal Republic of Brazil |
Form Of Government |
: Democratic federal republic |
Capital |
: Brasilia |
Population |
: 208.846.892 |
Official language |
: Portuguese |
Money |
: Real |
Area |
: 3.286.470 square miles (8.511.965 square kilometers) |
Major mountain ranges |
: Serra do Mar, Serra do Espinhaco |
Major Rivers |
: Amazon, Sao Francisco, Prana, Tocantins |
Source |
: Brazil. (2014, March
20). Geography; National Geographic Kids. https://kids.nationalgeographic.com/geography/countries/article/brazil |
Brazil merupakan
negara terbesar kelima di dunia yang menempati setengah dari daratan benua
Amerika Selatan. Brasil menghadap Samudra Atlantik sepanjang 4.600 mil (7.400
km) dari garis pantai dan berbatasan dengan lebih dari 9.750 mil (15.700 km)
dengan semua negara Amerika Selatan, kecuali Chili dan Ekuador-khususnya,
Uruguay di sebelah selatan; Argentina, Paraguay, dan Bolivia di sebelah barat
daya; Peru di sebelah barat; Kolombia di sebelah barat laut; serta Venezuela,
Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis di sebelah utara. Brasil membentang
sekitar 2.700 mil (4.350 km) dari utara ke selatan dan dari timur ke barat
untuk membentuk segitiga luas yang tidak beraturan yang mencakup berbagai
lanskap tropis dan subtropis, termasuk lahan basah, sabana, dataran tinggi, dan
pegunungan rendah. Brasil memiliki sebagian besar lembah Sungai Amazon, yang
memiliki sistem sungai terbesar di dunia dan hutan hujan perawan terluas di
dunia. Negara ini tidak memiliki gurun, pegunungan tinggi, atau lingkungan
kutub. Pemerintah Brasil telah mengelompokkan negara-negara bagian di negara
ini ke dalam lima unit geografis dan statistik besar yang disebut Wilayah Utama
(Grandes Regiões): Utara (Norte), Timur Laut (Nordeste), Tengah-Barat (Centro-Oeste),
Tenggara (Sudeste), dan Selatan (Sul).
Kondisi Iklim
Hutan Amazon mendorong kondisi curah hujan di seluruh benua Amerika Selatan. Formasi hutan Brazil menempati sebagian besar wilayah nasional dan termasuk hutan lembab dan musiman. Bioma Savanna dominan di Cerrado, tetapi juga terdapat di beberapa negara bagian lainnya termasuk Amazon. Formasi sabana stepa terdapat di Caatinga Timur Laut dan di dataran tinggi dan padang rumput di wilayah paling selatan Brazil merupakan Bioma Pampa. Campinaranas ditemukan di Amazon dan di DAS Rio Negro. Dominasi oleh iklim khatulistiwa dan tropis, Brazil bagian utara dan tengah sering menerima curah hujan dan mengalami suhu yang lebih tinggi. sementara Brazil bagian selatan dicirikan oleh iklim subtropis yang lembab. Brazil bagian timur laut merupakan wilayah denga iklim semi - kering karena menerima curah hujan kurang dari 700mm per tahun. variabilitas iklim Southern Oscillation (ENSO), dan Inter Tropical Convergence Zone (ITCZ) biasanya terjadi di awal Oktober menandai awal musim hujan di Brazil tropis dan untuk musim panas Australia (Desember - Febuari) wilayah amazon menerima peningkatan curah hujan yang signifikan. Brazil mengalami gradien curah hujan dari barat laut ke selatan dan timur.
a. Utara
Utara khatulistiwa, juga dikenal sebagai Amazon atau Amazonia, meliputi dari barat ke timur, ngara bagian Rondonia, Acre, Amazonas, Roraima, Para, Amapa. Dengan luas 3.869.638 kilometer persegi, Utara merupakan wilayah terbesar di negara Brazil, mencakup 45,3% wilayah nasional. Bioma utama kawasan ini adalah hutan tropis lembab, juga dikenal sebagai hutan hujan, rumah bagi beberapa keanekaragaman hayati terkaya di planet bumi.
b. Timur Laut
Sembilan negara bagian yang membentuk Timur Laut adalah Alagoas, Bahia, Ceara, Maranhao, Paraiba, Pernambuco, Piaui, Rio Grande do Norte, dan Sergipe. Bekas wilayah federal Fernando de Noronha dimasukkan ke dalam Negara Bagian Pernambuco pada tahun 1988. Untuk tujuan perencanaan atau ekologis, Maranhao di sebelah barat garis bujur 44oB, yang sebagian besar hingga saat ini ditutupi dengan hutan “pra-amazon” (berupa peralihan dari cerrado atau caatinga ke hutan tropis) sering juga dimasukkan kedalam wilayah Amazon. Bioma utamanya adalah daerah caatinga semikering yang mengalami kekeringan periodik dan berkepanjangan. Untuk mengatasi hal tersebut pada tahun 1990an wilayah ini menerapkan irigasi ekstensif di daerah yang dikenal sebagai zona hutan (zona da mata), Hutan Atlantik, yang sekarang hampir seluruhnya hilang. Hutan Atlantik ini pernah membentang sepanjang garis pantai sejau utara Rio Grande do Norte. Diantara mata dan Sertao terdapat zona transisi yang disebut agreste, merupakan area pertanian campuran.
c.
Tenggara
Mulanya bioma utama di Tenggara adalah Hutan Atlantik, namun pada tahun 1990 kurang dari 10% tutupan hutan asli yang tersisa akibat pembukaan lahan pertanian dan peternakan dan pembuatan arang. Aktivitas antropik telah mengubah 79,5% kawasan mulai dari 75% dari Minas Gerais hingga 91,1% di Espirito Santo. Wilayah ini memiliki sebagian besar produksi industri Brazil. Pertanian menjadi sektor utama telah terdiversifikasi dan menggunakan teknologi modern.
d.
Selatan
Bioma utama wilayah ini adalah cerrado, sabana tropis dimana padang rumput alami sebagian ditutupi oleh semak bengkok dan pohon kecil. Cerrado dulunya digunakan untuk memelihara ternak dengan kepadatan rendah, namun sekarang digunakan untuk produksi kedelai. Terdapat area hutan di sepanjang sungai yang telah dibuka untuk kebutuhan pertanian dan peternakan. Pada bagian utara cerrado menyatu dengan hutan tropis. Wilayah ini juga termasuk lahan basah Pantanal di barat yang terkenal dengan keberadaan satwa liar seperti burung air dan Cayman.
e.
Tengah – Barat
Bioma utama wilayah ini adalah cerrado, sabana tropis dimana padang rumput alami sebagian ditutupi oleh semak bengkok dan pohon kecil. Cerrado dulunya digunakan untuk memelihara ternak dengan kepadatan rendah, namun sekarang digunakan untuk produksi kedelai. Terdapat area hutan di sepanjang sungai yang telah dibuka untuk kebutuhan pertanian dan peternakan. Pada bagian utara cerrado menyatu dengan hutan tropis. Wilayah ini juga termasuk lahan basah Pantanal di barat yang terkenal dengan keberadaan satwa liar seperti burung air dan Cayman.
Bentuk Kerjasama Internasional Brazil
1.
MERCOSUR
Pasar Bersama Selatan (MERCOSUR)
adalah sebuah proses integrasi regional, yang awalnya didirikan oleh Argentina,
Brasil, Paraguay, dan Uruguay, dan kemudian bergabung dengan Venezuela dan
Bolivia. MERCOSUR adalah sebuah proses yang terbuka dan dinamis. Tujuan
utamanya adalah untuk mempromosikan ruang bersama yang menghasilkan peluang
bisnis dan investasi melalui integrasi ekonomi nasional yang kompetitif ke
dalam pasar internasional. Sebagai hasilnya, telah dibuat berbagai perjanjian
dengan negara-negara atau kelompok negara, yang dalam beberapa kasus memberi
mereka status Negara-negara Terkait - ini adalah situasi negara-negara Amerika Selatan.
Negara-negara ini berpartisipasi dalam kegiatan dan pertemuan Blok dan memiliki
preferensi perdagangan dengan Negara-negara Pihak. MERCOSUR juga telah
menandatangani perjanjian komersial, politik, atau kerja sama dengan beragam
negara dan organisasi di kelima benua.
MERCOSUR didasarkan pada
prinsip-prinsip Demokrasi dan Pembangunan Ekonomi, yang mendukung nilai-nilai
inti dari integrasi yang berwajah manusia. Sejalan dengan hal tersebut,
berbagai kesepakatan telah ditambahkan dalam hal migrasi, tenaga kerja, budaya,
dan sosial -hanya untuk menyebutkan beberapa hal yang sangat penting bagi para
penghuninya. Kesepakatan-kesepakatan ini berarti penggabungan dimensi Integrasi
Warga Negara, Sosial dan Produktif. Agar hal ini dapat tercapai, perlu
dilakukan adaptasi dan perluasan struktur lembaga di seluruh wilayah dengan
memenuhi tuntutan baru dan memperdalam partisipasi efektif warga negara. Selain
itu, lembaga ini harus melengkapi diri dengan mekanisme pendanaannya sendiri,
seperti Dana MERCOSUR untuk Konvergensi Struktural (FOCEM), di antara dana-dana
lainnya.
2.
CELAC (Community of
Latin American & Caribbean States)
Merupakan forum dialog yang diikuti oleh semua negara
Amerika Latin dan Karibia. CELAC bercia – cita untuk menjadi suara yang unik
dan terstruktur dalam pengambilan keputusan kebijakan dalam politik dan
kerjasama dalam mendukung integrasi regional. Brasil berpartisipasi langsung
dalam pembentukan CELAC dengan menyelenggarakan dan menjadi tuan rumah
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-1 Negara-negara Amerika Latin dan Karibia
(CALC) pada tahun 2008 di Pantai Sauípe, Negara Bagian Bahia. Kembalinya Brasil
ke dalam komunitas Negara-negara Amerika Latin merupakan langkah yang sangat
diperlukan untuk menyusun kembali warisan diplomatik kami dan untuk reintegrasi
penuh negara ini ke dalam keramahan internasional.
3.
BRICS (Brazil,
Russia, India, China, and South Africa)
Kelompok negara – negara berkembang terkemuka di dunia
yang terdiri dari Brasil, Russia, India, Cina, dan Afrika Selatan yang
bertujuan untuk mempromosikan perdamaian, keamanan, pembangunan dan kerjasama.
Beberapa poin kerjasama hasil kesepakatan yang dikeluarkan oleh para pemimpin
ekonomi BRICS yaitu : berkomitmen terhadap reformasi lembaga keangan
internasional, bekerjasama dengan komunitas internasional untuk menjaga sistem
perdagangan multilateral dan meningkatkan perdangangan internasional dan lingkungan
investasi, berkoordinasi dan bekerjasama antara negara – negara BRICS di bidang
efisiensi energi dan memberikan bantuan kemanusiaan dan mengurangi risiko
bencana alam.
4.
Kerjasama
Internasional Brazil dengan Uni Eropa
Bidang utama kemitraan dengan Brazil berfokus pada kesepakatan hijau dan transformasi digital, berdasarkan prakarsa tim eropa yang menghubungkan Uni Eropa dengan negara anggotanya, lembaga keuangan eropa, lembaga pembangunan eropa, dan sektor swasta eropa. Selain itum UE juga memberikan dukungan kepada organisasi masyarakat sipil, HAM dan aksi demokrasi dibawah program tematik, serta proyek dan kegiatan dibawah kerjasama regional UE dengan Amerika Latin seperti Erasmus+, EUROscocial+. EUROCLIMA+, EL PACCTO dan ADELATE2
5.
Indonesia – Brazil
Mengutip dari artikel Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia
pada Sabtu, 20 Mei 2023, pembahsan utama dalam pertemuan bilateral yang
dihadiri oleh presiden Jokowidodo (Indonesia) dengan presiden Brazil Luiz
Inacio Lula da Silva dengan topik isu utama dalam bidang kehutanan. Indonesia dan
Brazil merupakan dua negara dengan hutan tropis yang luas sehingga solidaritas
antar negara sangat penting. Pertemuan ini juga mengundang Republik Demokratik
Kongo dan negara lainnya. Topik pembahsan lainnya adalah isu perubahan iklim,
kedua pemimpin menyampaikan komitmen kedua negara untuk menangani isu perubahan
iklim. Kedua negara juga mengharapkan komitmen negara maju untuk menyediakan
dana perubahan iklim. Kedua kepala negara sepakat untuk meningkatkan kerjsama
pengembangan peternakan dan pengadaan daging bagi Indonesia.
Kekuasaan
pemerintahan & politik
Struktur Politik dan Administrasi |
: Sebuah republik federal. Secara politis dan
admistratif, negara ini terdiri dari persatuan, negara bagian, distrik
federal, dan kotamadya, yang semuanya otonom dibawah konstitusi. Uni terdiri
dari wilayah – wilayah federal; pembentukan, perubahan menjadi negara bagian
atau penggabungan kembali ke negara bagian asalnya diatur oleh hukum. Setiap
negara bagian diatur oleh konstitusinya sendiri dan dikepalai oleh seorang
gurbenur. Negara dibagi lagi menjadi ibukota, 26 negara bagian dan 5.560
kotamadya. |
National Parliament |
Kongres Nasional Brasil bersifat bikameral, terdiri
dari Dewan Perwakilan dan Senat Federal. Jumlah total wakil, serta perwakilan
per negara bagian dan per Distrik Federal, akan ditetapkan oleh undang-undang
pelengkap, secara proporsional dengan jumlah penduduk, dengan melakukan
penyesuaian yang diperlukan pada tahun sebelum pemilihan umum, sehingga tidak
ada satu pun unit Federasi yang memiliki kurang dari delapan (8) atau lebih
dari tujuh puluh (70) wakil. Dalam hal Senat, setiap negara bagian dan
Distrik Federal akan memilih tiga (3) anggota. |
Pemerintah Kota |
Cabang eksekutif setiap kotamadya dikepalai oleh
seorang prefek. Cabang legislatif adalah dewan kota. |
Jangka Waktu Pemerintahan |
Prefek, Wakil Prefek, dan Anggota Dewan akan dipilih
untuk masa jabatan empat tahun, melalui pemungutan suara langsung dan
serentak di seluruh Negara Bagian." - Konstitusi Republik Federal
Brasil, 198. Bab IV - Kotamadya (Pasal 29, I dan II). |
Sistem Representasi |
Mayoritas absolut untuk
walikota (prefeitos); mayoritas proporsional untuk anggota dewan
(vereadores). |
Konstitusi pemilihan |
Uninominal untuk walikota (prefeitos); plurinominal
untuk anggota dewan (vereadores). |
Instrumen Hukum Yang Berlaku Untuk Pemerintah Kota |
Konstitusi Republik Federal Brasil, 198. Bab IV -
Kotamadya. Atau Constitution of the Federal Republic of
Brazil, 198. Chap. IV - Municipalities. |
Pemilu |
Pengadilan tinggi pemilihan umum adalah badan yang
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa saran yang efektif tersedia untuk
memungkinkan ekspresi penuh kehendak rakyat, melalui pelaksanaan hak untuk
memilih dan memegang jabatan elektoral. |
Sumber |
Brazil - Political and electoral
system. (2023).
Gender Equality Observatory. https://oig.cepal.org/en/countries/7/system |
Komposisi dan
dinamika penduduk
Mengutip dari WorldData.info
pertumbuhan populasi di Brazil dari tahun 1960 sampai 2021 mengalami
peningkatan dari 72,18 juta menjadi 214,33 juta. Ini merupakan pertumbuhan
196,9 persen dalam 61 tahun. Peningkatan tertinggi di Brazil tercatat pada
tahun 1962 dengan 2,96 persen. The smallest increase in 2021 with 0,53 persen.
Pada periode yang sama, total populasi semua negara di seluruh dunia meningkat
160,2 persen. Usia rata – rata di Brazil meningkat 3,31 tahun dari tahun 2012
hingga 2021 dari 29,89 menjadi 33,20 tahun. Sekitar 87 persen penduduknya
tingal di kota – kota besar di negara ini. Tren urbanisasi yang terus meningkat
sebesar 0,8 persen pertahun.
Bagan 1 Tingkat pertumbuhan
penduduk Brazil: 1940 – 2040, sumber : Camarano dan Kanso (2010, hlm. 5),
berdasarkan IBGE – sensus Demografi.
Berdasarkan pada Bagan 1, terdapat tren penurunan tingkat pertumbuhan
penduduk tetap konstan selama seluruh periode sejak 1950 – 1960, semakin cepat
dalam beberapa dekade terakhir. Selama periode ini dibarengi dengan
industrialisasi Brazil, penurunan populasi pedesaan dimulai dengan pertumbuhan
populasi perkotaan.
Bagan 2 Evolusi penduduk menurut tempat tinggal – Brazil, 1950 – 2010 (dalam %) Sumber : DIEESE (2011, p.63), berdasarkan data sensur IBGE
Faktor lain yang
mempengaruhi perubahan struktur umur di Brazil adalah transsformasi pertanian
melalui “modernisasi pertanian” (Martine and Garcia, 1987; Delgado, 2010). Adopsi
ini berdampak besar pada dinamika demografi dengan terus memaksa pekerja pertanian
untuk meninggalkan pedesaan menuju kota, akibatnya tercipta konsekuensi sosial
yang negatif terutama pusat – pusat kota belum siap untuk menghadapi pertambahan
penduduk. Penerapan industrialisasi dan produksi pertanian menyebabkan
bergantinya tenaga manusia menjadi mesin sehingga permintaan tenaga menjadi
berkurang dan dampak berikutnya adalah adanya urbanisasi yang secara langsung
mempengaruhi transisi demografi di Brazil (Cordoso de Mello dan Novais, 2009).
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh IBGE (2013) yang dirujuk menunjukkan selama dekade dalam kurun waktu 2002 – 212 populasi berusia di bawah 25 tahun menurun dari 47,4% menjadi 39,6%, sedangkan kelompok populasi berusia diatas 45 tahun menungkat dari 23% menjadi 29%. Data dari laporan PNAD 2012 menunjukkan bahwa tingakt kesuburan rata – rata negara tersebut sudah mencapai 1,8 anak perwanita dan 38,2% wanita Brasil berusia antara 15 dan 49 tahun tidak memiliki anak.
Berdasarkan konteks
struktur usia yang dialami, Brazil memiliki populasi aktif ekonomi lebih tinggi
daripada yang bergantung pada anak – anak dan orang tua sehingga diperlukan strategi
untuk menciptakan bonus demografi bagi negara Brazil. Tren pertumuhan populasi akan berbalik,dan penuaan populasi akan semakin cepat, mencapai puncaknya pada tahun 2050 sehingga Brazil akan mencapai bonus demografi hingga tahun 2025.
Ini berarti bahwa dalam seratus tahun Brasil tidak lagi menjadi negara
berpenduduk muda menjadi negara orang lanjut usia. Menurut perkiraan IBGE
(2013), profil demografis Brasil pada tahun 2060 akan serupa dengan Jepang pada
tahun 2015.
Isu – isu kontemporer
a.
Deforestasi
Pada tahun 2010 Brazil memiliki 492Mha hutan alami yang
membetang 59% wilayah lahannya. Pada tahun 2021, terjadi deforestasi sebesar
2,90Mha hutan alami yang setara dengan 1,70Gt emisi CO2. Berdasarkan data pada
Global Forest Watch, komponen perubahan bersih pada tutupan pohon di Brazil
dari tahun 2000 hingga 2020, Brazil terlah mengalami perubahan tutupan pohon
bersih sebesar -28,1Mha (-5,9%) dimana terdapat 414Mha hutan stabil, 23,4Mha
terganggu, kehilangan 36,1Mha dan perolehan 8,06Mha. Besaran kehilangan hutan
primer Brazil dari tahun 2002 – 2021 sebesar 27,8Mha hutan primer basah yang
menyubang 46% dari total tree cover loss dalam periode yang sama. Sejak tahun
2001 sampai 2021, telah mengalami 70% kehilangan tutupan pohon yang terjadi di
wilayah – wilayah dengan pendorong dominan mengakibatkan deforestasi. Terdapat
3 wilayah teratas yang bertanggung jaab atas 54% dari semua kehilangan tutupan
pohon antara 2001 dan 2021 yaitu : (1) Para = 15,5Mha, (2) Mato Grosso =
12,6Mha, (3) Maranhao = 5,52Mha, (4) Rondonia = 4,73Mha, (5) Amazonas =
3,62Mha.
b.
Kemiskinan
Secara visual tingkat kemiskinan
di Brazil diperlihatkan melalui daerah kumuh di wilayah metropolitan dan daerah
pedalaman terpencil yang ditempati oleh masyarakat dengan keterbelakangan
ekonomi dan standar hidup dibawah standar. Tingkat kemiskinan sebagian
disebabkan oleh kesenjangan ekonomi. Istilah Favela merujuk pada perkampungan
kumuh yang mengelilingi setiap kota besar di Brazil kondisi permukiman ini
tidak memilliki listrik atau air megalir dan seringkali berlokasi dibelakang lingkungan
orang – orang kaya.
Brasil berada di antara
negara-negara tertinggi di dunia dalam hal “koefisien Gini” yaitu indeks
penilaian ketimpangan. Segmen miskin mencakup sekitar sepertiga dari populasi,
dan yang sangat miskin mencapai 13% (angka tahun 2005). Namun, studi yang sama
menunjukkan pertumbuhan pendapatan dari 20% populasi termiskin hampir setara
dengan Cina, sementara 10% populasi terkaya mengalami stagnasi. 10% penduduk
termiskin menerima <1,2%. Orang-orang dianggap sangat miskin jika mereka
berpenghasilan hingga 25% dari upah minimum per bulan, sedangkan mereka yang
benar-benar miskin berpenghasilan hingga 50% dari upah minimum per bulan.
Bentuk upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi ini salah satunya adalah dengan program “Fome Zero” berupa program pemberantasan kelaparan yang diimplemantasikan oleh presiden Luiz Inácio Lula da Silva pada tahun 2003. Salah satu dari bentuk program ini adalah "Bolsa Família" yaitu memberikan bantuan berupa uang secara langsung kepada keluarga – keluarga miskin agar anak – anak tetap dapat bersekolah
c.
Racial Issues
Brazil memiliki sejarah
kolonialisasi yang berpengaruh terhadap populasi persebaran penduduk afrika
dengan penduduk asli amerika menciptakan keberagaman budaya. Melansir pada
artikel dalam United Nation (UN) yang ditulis oleh Edward Telles seorang
profesor sosiologi di Universitas California Los Angeles menjelaskan pada masa
kolonial, terjadi importir budak dari Afrika secara masif dibandingkan dengan
Amerika Serikat. Faktor lainnya yaitu terjadinya percampuran ras melalui
perkawinan campuran antara pemukim portugis yang sebagian besar merupakan laki
– laki. Berdasarkan sensus tahun 2000 terdapat sekitar 40% populasi nasional
dianggap berkulit coklat atau ras campuran, 5% berkulit hitam dan 54% berkulit
putih dan kurang dari 1% merupakan keturunan Asia atau pribumi. Berdasarkan
statistik ini menggambarkan identitas diri, ras dan warna kulit di Brazil
umumnya ditentukan oleh penampilan sehingga tercipta disparitas dimana
penampilan menentukan klasifikasi dan perlakuan di masyarakat.
Berdasarkan analisis statistik sensus, survei yang dilakukan disimpulkan bahwa adanya ketidaksetaraan rasial yang tinggi dan diskriminasi rasial terutama pada sektor bidang tenaga kerja. Non – kulit putih merupakan korban utama dari pelanggaran HAM, terdapat juga kekerasan polisi. Rata – rata orang Brazil berkulit hitam dan coklat (mulatto atau campuran) memperoleh setengah dari pendapatan penduduk kulit putih. Terutama kelas menengah dan elit yang hampir seluruhnya berkulit putih, sehingga peleburan Brazil hanya ada diantara kelas pekerja dan orang miskin. Bentuk upaya yang telah dikerahkan untuk mengatasi rasisme ini dilakukan dengan menciptakan undang – undang anti – rasisme Brazil dan penerapan kuota rasial yang mulai diterapkan pada beberapa universitas dan lembaga publik.
d.
Anak – anak jalanan
dan Narkotika
Lingkaran kemiskinan menumbuhkan permasalahan baru lainnya salah satunya adalah anak – anak jalanan di Brazil. Anak – anak jalanan ini memiliki pekerjaan yang beragam seperti menyemir sepatu, menjual rokok, bunga, koran atau permen karet, mengangkut sampah, hingga bentuk kriminalitas seperti perdagangan narkoba dan pencurian kecil – kecilan dan merampok jalanan dan prostitusi. Anak – anak ini memilih untuk meninggalkan rumah dimana kelaparan, pengabaian dan eksploitasi biasa terjadi sehingga kehidupan jalanan lebih banyak disukai. Banyak anak – anak kecil yang hidup penuh waktu di jalanan sering terlibat dalam kegiatan ilegal untuk bertahan hidup, anak – anak jalanan kerap dikaitkan dengan pencurian, penjualan narkoba, aktivitas geng dan prostitusi
Sebuah survei di antara 119 anak jalanan di jalanan di São Paulo, misalnya, 45% diklasifikasikan sebagai pengguna narkoba berat, yang mengindikasikan penggunaan hingga tiga jenis narkoba dalam sehari. Dalam sebuah penelitian terhadap anak jalanan di Belo Horizonte, sebuah kota berpenduduk 2 juta orang yang berjarak sekitar 452 km sebelah timur laut Rio de Janeiro, 84% anak yang hidup penuh waktu di jalanan memiliki riwayat penggunaan obat-obatan terlarang, 10,6% melaporkan penggunaan narkoba suntik, dan 83,5% aktif secara seksual. Aktif (Campos et al., 1994b) dalam (Inciardi & Surratt, 1998). Pelarut dan inhalansia adalah narkoba yang paling sering digunakan oleh kaum muda jalanan bukanlah temuan yang tidak diantisipasi oleh studi Brasilia, sebelumnya telah menemukan bahwa obat-obatan ini juga umum digunakan oleh populasi anak muda lainnya. Dalam sebuah penelitian terhadap 1.836 siswa Siio Paulo (usia 9 hingga 18 tahun) dari latar belakang sosial ekonomi rendah, 24% melaporkan penggunaan inhalansia seumur hidup dan 4,9% melaporkan penggunaan dalam 30 hari terakhir
beberapa bentuk intervensi yang telah dilakukan yaitu melalui pendekatan pemasyarakatan, namun hasilnya adalah ribuan anak jalanan ditempatkan di lembaga – lembaga pemasyarakatan sehingga kondisi fasilitas – fasilitas digambarkan sebagai penuh sesak dan kasar (Lusk, 1989). Bentuk pendekatan lainnya adalah Pendekatan rehabilitatif telah mendapatkan momentum di seluruh Amerika Latin. Amerika. Perspektif ini menyatakan bahwa anak jalanan bukanlah anak nakal karena mereka adalah korban dari kemiskinan, pelecehan dan penelantaran anak, dan kondisi kondisi kehidupan yang tidak layak. Pendekatan preventif mencoba untuk mengatasi masalah mendasar dan mendasar dari kemiskinan anak. Dalam hal ini, UNICEF melakukan kampanye pendidikan untuk mengingatkan para pembuat kebijakan tentang penyebab anak-anak turun ke jalan.
Brazil | History,
Map, Culture, Population, & Facts | Britannica. (2023). In Encyclopædia
Britannica. https://www.britannica.com/place/Brazil
celac
international CELAC INTERNATIONAL #luca scannura latin america. (2018, February 3). CELAC INTERNATIONAL | Seguimos
Haciendo Historia. https://celacinternational.org/
De Azevedo, T. S., Lorenz, C., & Chiaravalloti-Neto, F.
(2020). Spatiotemporal evolution of dengue outbreaks in Brazil. Transactions
of the Royal Society of Tropical Medicine and Hygiene, 114(8), 593–602.
https://doi.org/10.1093/trstmh/traa030
Inciardi, J. A., & Surratt, H. L. (1998). Children in the
streets of Brazil: Drug use, crime, violence, and HIV risks. Substance Use
and Misuse, 33(7), 1461–1480.
https://doi.org/10.3109/10826089809069809
President Jokowi And President Lula Da Silva Discuss
Enhancing Indonesia Brazil Cooperation | Portal Kementerian Luar Negeri
Republik Indonesia. (2018).
Kemlu.go.id. https://kemlu.go.id/portal/en/read/4756/view/president-jokowi-and-president-lula-da-silva-discuss-enhancing-indonesia-brazil-cooperation
Simões, J., &
Schneider, S. (2014). Brazilian Demographic Transition and the
Strategic Role of Youth. 2014/2-3. https://doi.org/10.4000/eps.5774
Team, W. (2022,
June 16). BRICS Countries. WallStreetMojo. https://www.wallstreetmojo.com/brics-countries/#purpose-of-bric-countries
United Nation. (2023). Racial
Discrimination and Miscegenation: The Experience in Brazil | United Nations.
United Nations; United Nations.
https://www.un.org/en/chronicle/article/racial-discrimination-and-miscegenation-experience-brazil
Vectores. (2018, November 6). MERCOSUR
in brief - MERCOSUR. MERCOSUR. https://www.mercosur.int/en/about-mercosur/mercosur-in-brief/#
Komentar
Posting Komentar